Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Maaf

Maaf, Ku seret kau ke pelataran ruang silam Bukan maksud mengacak rangkaian malam Hanya saja aku tak sanggup menyendiri sepi Dibalik terali besi yang ku cipta rapi Maaf, Aku hanya ingin mengucap maaf Aku harap kau pun dapat terima maaf Sederet kesalahan yang terukir dalam memori Janganlah jadikannya alasan kau tuk menyendiri Bukan berarti paksa jua kau tuk kembali Saat perbincangan masih menjadi candu Sekali lagi aku hanya meminta kembali Peran sebagai teman tanpa hati beradu Maafkan aku.. Teman..

Bagai Angin Lalu

Setelah ku lewati hari-hari Setelah ku jelajahi mimpi-mimpi Ternyata kau ada disini Menemani jiwaku yang sunyi Sinar terangmu menebus merasuki sukmaku Sinar terangmu redupkan amarah diriku Sinar terangmu hidupkan bara cintaku Hingga ku rasakan lagi rasa yang pernah hilang dahulu Kau, tak pernah terlihat kau lengkapi Kau lengkapiku perlahan namun pasti Hingga hari ini ku merasa terlengkapi Terlengkapi dan merasakan arti hidup sejati Kau bagai angin lalu disetiap hariku Berhembus mesra tuk iringi nafasku Ku dapat rasakannya hingga merasuk rusuk didada Meski tak terlihat, tak berarti tak ada Karena kau ku dapat bangkit Karena kau ku dapat melangkah Hingga tak lagi ku rasakan sakit Karena kau hapus lara juga gundah Tangerang, 25 November 2012

Satu Titik Terang

Tersudut ku tak mampu bangkit Tak bisa langkahkan kaki tuk berlalu Peluh ku terus terjatuh karena sakit Ia sang penuntun langkahku telah berlalu Kelam hariku bagai hidup dikota mati Suram rasaku bagai tak ingin hidup lagi Dimana ia tak iringi langkahku lagi Dimana ia tak terangi malamku lagi Seketika ku pandang sekitar ku yang gelap Muncul seberkas cahaya kecil yang indah Bagai setitik bintang memancarkan senyum kepadaku Bintang itu tak lelah terangi sisi gelap yang gundah Perlahan satu titik terang itu kuatkanku Perlahan ia tuntunku melaju dalam kelam Terangi ku, bangkitkan ku, bujuk rayu diriku Dan mengajakku tuk gapainya agar tenteram Saat tak ku gapai tak ku sentuh Ia paksa ku tuk menghampirinya dengan cara indah Saat ku lelah ku resah ku musnah Ia temani ku tuk menepi dan tak menyerah Hingga akhirnya diriku menyerah Hingga akhirnya diriku pasrah Ku tak bisa terus disisi gelap ini Ku kan terus ikuti cahayamu tanpa henti Tangerang, 22 November 2012

Langkah Ku

Aku Hanyalah bocah yang baru belajar melangkah Belajar melangkah.. Dimana mungkinkah aku terus melangkah? Dikala tak lagi kau ajarkan ku, kau tuntun ku Kau lepas genggam mu biarkan ku terjatuh jauh bersama rapuhku Jatuh dan tak lagi kau bangkitkan dari kesakitan Kesakitan menjadi jadi Menerjang terjang Menebus tebus Kau pilah ajarinya bukan diriku Kau salah tanpa rasa bersalah Melangkah bersamanya Tak sedikit yang datang dan pergi dari untukku Tak sedikit yang paksa dan tarik dari untukku Namun, ku pilih seperti ini Seperti sekarang ini Ku menunggu kau atau kau yang lain yang buatku sanggup melangkah lagi Adakah diluar sana adakah? Adakah dinanti sana adakah? Adakah didalam sini adakah? Adakah sekarang ini adakah? Biar waktu ku Kan jawab ku Pertanyaan ku Tangerang, 9 November 2012

Indah Mu?

Mengapa tak senyum tulus mu? Mengapa tak sinar mata mu? Mengapa tak bahagia dirimu? Ada dikala kita satu Sesuatu telah hilang Sesuatu telah pergi Sesuatu telah hancur Ada dikala kau disana Lelah ku coba tak pandang Lelah ku coba tak fikir Lelah ku coba tak ingin Nyatanya mungkin segala tak menjadi ya Namun, rasa dirasa ini salah Kesakitan untuk suatu yang indah Walaupun yang indah selalu tak mengindahkanku Yang indah tetaplah indah untuk diriku Terlihat ku tak lihat Ku lihat saat tak kau lihat Aku sang penggemar indahmu Namun, mungkin tak ingin ku gapai Tak ku sentuh indahmu Agar indah tetap indah Tak ternodai rasa yang salah Tangerang, 9 November 2012

You

Your gaze warmed me Your smile completed me Your voice spirited me Your act make me rising Your kindness show me That you're my true guardian angel You always saved me Like a real man Sometimes you make me happy Sometimes you make me melt Sometimes you make me blush But.. Sometimes you make me wonder Sometimes you make me confuse Sometimes you make me upset Maybe.. I just hope too much Now, I won't hope too much Just like this, not too much But still.. I like you so much Tangerang, 3 December 2012

Sesuatu di Masa Lalu (Teringat Terlupakan)

Hari ku, ku lalui dengan senyum Senyum indah penuh arti Arti untuk melunturkan segala emosi Arti untuk melunturkan semua kekalutan Arti untuk melunturkan seluruh peluh Senyum ku mudah terpancar Dikala mentari tak bersinar Tak menyinari jiwaku yang gentar Gentar akan masa lalu yang datar Terkadang senyum itu hilang Seketika hilang saat masa indah terkenang Berubah menjadi luruh peluh yang berlinang Sadar akan segalanya hanya untuk dikenang Teringat disaat rerintikan air jatuh dari awan Bersama dingin angin berhembus ku lawan Karena tak lagi kau ada disisiku kawan Mungkin hanya pada masa itu kau pelukku dan tak tinggalkan Teringat jua dikala serpihan kayu berterbangan Seketika merasuk menusuk mataku Kau hentikan sepeda motor menoleh penuh kekhawatiran Kau hembus lembut angin ke dalam mataku Hembus lembut tuk redu redamkan perihku Tak jera tak lelah kau khawatiriku Tetapi hanya pada saat itu, saat kau masih bersamaku Dibalik senyum mu, adakah senyum mu tersisa untu

Sebenarnya

Sebenarnya, Sengaja ku tutup rapat pintu penantianmu Biarkan menunggu dibalik selongsong kosong Karena ku yakinkan bila berhadapan dengan cerita mu Peluru perlahan menjuru buru jiwa ku yang kosong Terlalu sakit bukan? Ini amat pedih Bahkan buat ku letih Karena bukan sebutir obat yang sanggup Bukan juga sesuntik pereda yang cukup Skema dan rencana mu bersamanya Buat hati ini semakin menghunus tandus Kawan. Bila kau buka tirai lusuh gerbang hatiku Kau kan temukan ruang porak-poranda Garis-garis sayatan luka arti perasaan ku Serta bercak merah pekat dinding ternoda Semua akibat cinta mu dengannya Yang semakin kuat tanpa ku tanya Bersimpuh aku dengan bayangmu Mengharap maaf dari mu atas diriku Yang masih saja belum relakan kamu Relakan kamu bersama impianku Sebenarnya, Rasa ini masih menjamur Dibalik kelusuhan hati berlumpur Bagi ku ia tak bisa luntur Karena ia bagai sang timur Sebenarnya, Aku yakin Dia dan aku Semakin Meski kaku Tetapi masih bersi

Senja Bagi Ku

Selaput bayangmu masih melekat Dalam pekat malam terus mendekat Bagaimana dapat ku lupa Cerita singkat beribu rupa Bagai segelas susu putih Bertemankan kekotakan es es batu Mengalirkan rasa manis berlebih Yang mana dinginnya buat ku kaku Hai, dirimu.. senja bagi ku Adakah kau selalu ingat aku? Sekejap saja perbincangan kita Dapatkah kau rasa itu nyata? Entah mengapa syahdu lantunanmu Entah mengapa indah kejutan kecilmu Entah mengapa dewasa perilaku mu Semua buat ku kagum akan kamu Terima kasih banyak Meski buat ku tak nyenyak Setidaknya ini amat berdampak Kebaikan untuk ku kelak Ku relakan kepergianmu Kamu, Senja bagi ku.

Masih disini, Masih ada

Matikah aku dalam kelam? Kelam sebab sengaja kau pejam Aku masih disini menanti hari denganmu Saat kau bawakan pikulan perjuanganmu Lalu, Dosakah senyum diatas skenario hatimu? Maaf, Tak ada maksud tertawakan ketulusan Hanya saja aku sangat apresiasi dirimu Berjibaku dengan rindu tak menentu Terima kasih, Atas segala rasa yang masih terjaga Atas segala rindu yang masihlah ada Atas segala cinta yang masih didada

Diam

Gambar
Begitu banyak cara jika harus bicara Namun ku pilih diam dan berbisik tajam, tentang rasa yang terpendam. Bersandiwara tegar demi rasa yang tak pernah pudar.